Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Fenomena Dalam Pembelajaran Kimia
Pembelajaran kimia berisi konsep-konsep dasar dalam sains. Untuk menguasai konsep, peserta didik mengawalinya dengan pengamatan terhadap fenomena yang berhubungan dengan konsep yang akan digali. Inventarisasi konsep ini sangatlah penting dalam pembelajaran kimia.
Pengembangan LKS banyak dilakukan dalam pembelajaran kimia yang pada umumnya dikaitkan dengan teori belajar yang digunakan, misalnya inquiry dan konstruktivisme. Namun, hal penting yang perlu dilakukan oleh guru ialah memulai membangun konsep. Pengamatan terhadap fenomena di alam yang dimuat di dalam lembar kerja tentunya akan menuntun peserta didik sampai pada tujuan pembelajaran. Fenomena-fenomena ini tentunya akan menghasilkan perumusan masalah oleh peserta didik, sehingga mereka akan tertarik untuk mempelajari konsep yang diberikan.
Sebagai contoh untuk membahas materi tentang larutan asam basa, seorang guru kimia tidak mungkin akan langsung menghubungkan peserta didik dengan teori asam basa, konsentrasi larutan, maupun tingkat keasaman (pH). Tahap awal yang harus dilakukan ialah dengan menghubungkan fenomena yang terdapat di alam dengan proses berpikir peserta didik. Tujuan diberikannya fenomena ini ialah agar peserta didik mudah dalam pemahaman konsep asam basa. Jika guru langsung menyampaikan teori asam basa maupun konsep pH larutan, maka peserta didik akan merasakan kesulitan dan kejenuhan dalam pembelajaran kimia.
LKS yang dikembangkan diberi nama LKS berbasis fenomena, karena di dalamnya berisi informasi mengenai fenomena/kejadian/peristiwa yang berkaitan dengan masalah yang akan disampaikan dalam pembelajaran. Seperti yang sudah kita ketahui, desain pembelajaran pada kurikulum 2013 banyak menggunakan pendekatan saintifik. Di antara tahapan awal pembelajaran dengan pendekatan saintifik ini adalah mengamati dan menanya. Untuk memberikan gambaran tentang tahapan mengamati dan menanya ini tentunya memerlukan suatu media agar siswa lebih terarah dalam mempelajari masalah yang dikaji dalam pembelajaran.
Tahapan mengamati ini memberikan gambaran kepada siswa agar mereka melakukan identifikasi masalah yang disajikan. Sehingga mereka akan muncul rasa ingin tahu dengan cara membuat rumusan masalah pada tahapan menanya. Fenomena yang disajikan dalam LKS dapat berupa gambar, data, video yang disajikan guru, maupun tabel. Bahan pembuatan LKS berbasis fenomena berupa lembar kerja yang dirancang oleh guru sendiri sebelum memulai pembelajaran. Produk LKS berbasis fenomena disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, metode yang digunakan, dan materi pembelajaran.
Hasil yang dicapai ialah disusunnya LKS berbasis fenomena dalam pembelajaran kimia, baik untuk pembelajaran teori maupun pembelajaran praktik. Nilai penting pengembangan LKS berbasis fenomena ini ialah agar peserta didik secara terarah mencapai konsep pada pembelajaran kimia. Mereka dituntun untuk sampai pada tujuan pembelajaran. Tidak lagi didominasi hafalan maupun pemahaman yang sempit melainkan mendapat pembelajaran yang bermakna. Kebaruan dalam pengembangan LKS ini ialah pada bagian awal LKS disajikan fenomena berupa gambar, data, maupun tabel hasil peracobaan. Fenomena tersebut dikaitkan dengan pertanyaan-pertanyaan/instruksi kerja di dalam LKS yang menuntut peserta didik dalam pelajaran kimia. LKS berbasis fenomena ini diharapkan dapat menuntun peserta didik mencapai tujuan pembelajaran secara terarah.
Dokumen Best Practice Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Fenomena Dalam Pembelajaran Kimia
Ditulis oleh: Yulianti Hidayat, ST.
Guru Kimia SMKN 1 Padaherang
Tag:Best Practice, Kimia